Saat masyarakat kita berlomba-lomba mengikuti cara hidup orang-orang barat, justru masyarakat sana mengeluarkan beberapa pemikiran untuk mencontoh gaya hidup masyarakat kita yang jutru ternyata dapat menyelamatkan lingkungan. Hal itulah yang saya tangkap dari artikel yang dimuat pada majalah Tissue World yang terbit pada edisi Juni-Juli 2010. Di dalam majalah tersebut terdapat sebuah artikel yang ditulis oleh salah seorang aktivis lingkungan Amerika yang bernama Noelle Robbins yang berjudul “Cleaning with water, a better alternative Flushing Forest”.
Di dalam artikel tersebut disebutkan bahwa gaya hidup masyarakat amerika yang menggunakan tisu toilet telah menyebabkan kerusakan besar pada ekosistem hutan yang ada di dunia. Bagaimana tidak, berdasarkan studi yang dilakukan, untuk membuat 3.2 juta ton tisu toilet setara dengan menebang pohon sebanyak 54 juta batang pohon.
Fakta itu membuat sang penulis berpikiran untuk mengubah gaya hidup masyarakat amerika dalam penggunaan tisu toilet. Noelle Robbins mengungkapkan sebuah pandangan bahwa cara “cebok” ala orang asia lebih bersifat ramah lingkungan. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa setiap roll tisu, dalam proses pembuatannya membutuhkan sebanyak 37 galon atau setara dengan 140 liter air. Setiap harinya, orang amerika rata-rata menghabiskan 57 lembar tisu toilet, dan ini setara dengan penggunaan air 3, 7 galon sehari. Jika dibandingkan dengan kebiasaan masyarakat asia yang cebok dengan menggunakan air, sekali cebok setiap orang rata-rata hanya memerlukan 0,03 galon air. Jumlah yang sangat jauh jika dibandingkan dengan air yang dipakai untuk pembuatan tisu toilet.
Angka-angka di atas, cukup membuat saya tertegun sejenak. Sesuatu hal yang sepele yang kita gunakan ternyata berasal dari sesuatu yang besar di alam. Saya tentu saja tidak akan melarang teman-teman kompasiana tidak menggunakan tisu toilet, karena saya juga sulit untuk menghindari kebiasaan tersebut. Tapi, saya ingin mengajak teman-teman kompasiana merenungkan kembali dan lebih bijak dalam pemakaian tisu toilet, minimal mengurangi pemakainnnya. Sebuah tindakan kecil yang berdampak besar bagi bumi kita.
Pakai Tisu Toilet? Pikir Lagi!
sumber : http://www.kompasiana.com/posts/index/opinion/ (Safinah Hakim)
Post a Comment